Empat Cara Sederhana Mencapai Kebebasan Finansial

 

Kelas menengah adalah kategorisasi tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang mampu mengakses standar kehidupan yang cukup berkualitas dan modern namun memiliki keterbatasan dalam hal keberlanjutan dan keterjangkauan. Kehidupan berkualitas ini dicerminkan dengan kemampuan dalam mengakses pendidikan tinggi, penggunaaan peralatan yang canggih untuk menunjang hidup, cukup konsumtif dalam hal biaya liburan. Hal ini dikarenakan, sebagian besar kelas menengah adalah pekerja office yang memiliki gaji tetap dan tunjangan-tunjangan. Mereka menghabiskan waktu selama 40-50 jam per pekan untuk bekerja, sehingga saat akhir pekan dihabiskan untuk bepergian atau hanya sekedar berbelanja ke mall. Dalam hal keuangan, pekerja dengan penghasilan tetap pada umumnya mengambil fasilitas pinjaman ke lembaga keuangan untuk kepemilikan rumah, mobil dan lain-lain. Sehingga secara cash flow, aliran pemasukan dari gaji disisihkan untuk membayar cicilan bulanan. Konsekuensi dari model arus kas seperti ini menciptakan keterbatasan dalam pekerjaan, dimana pekerja harus tetap bekerja di perusahaan untuk melunasi cicilan pinjaman tersebut hingga cicilan lunas. Biasanya dibutuhkan waktu hingga 20 tahun. Profil keuangan seseorang akan lebih buruk lagi jika tingkat konsumerisme tinggi, sehingga mengakibatkan simpanan untuk masa depan semakin kecil. Jika pola hidup ini terus berlanjut, maka akan tercipta lingkaran setan, dimana kelas menengah tidak mudah untuk meninggalkan pekerjaan kantor dan berpotensi menjadi pekerja selamanya.

Agar terhindar dari jebakan tersebut, ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar secara keuangan kita memiliki kemampuan untuk mengakses taraf kehidupan yang berkualitas hingga mencapai usia yang tidak lagi muda. Usia diatas 55 tahun dapat digolongkan sebagai usia tidak produktif, karena kesehatan fisik tidak maksimal lagi sehingga waktu untuk bekerja atau menghasilkan pemasukan dari gaji sangat terbatas. Untuk itu, sedini mungkin diupayakan untuk melakukan diversifikasi pemasukan untuk menciptakan arus cash flow baru yang bersifat non-gaji seperti dari pemasukan jasa/ fee, margin atau bagi hasil usaha, dividen dll. Ada beberapa paramater kesuksesan dari diversifikasi keuangan antara lain, 1) besarnya proporsi non-gaji terhadap keseluruhan pemasukan, 2) mampu menunjang biaya operasional hidup, 3) sebagian cukup untuk saving dan investasi. Semakin cepat mencapai persyaratan tiga point ini, semakin cepat hidup kita mencapai financial freedom. Financial freedom berarti bahwa seluruh pengeluaran untuk menunjang hidup dapat ditutupi dari pemasukan tanpa harus bekerja tiap hari.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bagi pekerja agar lebih cepat menuju pensiun dini dan mencapai kebebasan finansial di usia muda, antara lain 1) menyisihkan gaji di awal untuk tabungan, selebihnya digunakan untuk membayar pengeluaran bulanan, 2) jika akumulasi gaji sudah cukup, maka dapat melakukan investasi yang risiko-nya terkendali, 3) melakukan pekerjaan sampingan yang tidak terlalu menguras waktu dan tenaga, 4) membuat bisnis sedini mungkin dan menghabiskan jatah kegagalan berbisnis, agar tidak terlalu terlambat untuk menuai bisnis sebelum usia tua.

Keempat cara ini membutuhkan kedisplinan dan kesabaran, sehingga tidak banyak yang mampu bertahan dengan pola keuangan yang ketat. Dunia modern yang menawarkan berbagai variasi hiburan sehingga menyuburkan konsumerisme menjadi tantangan tersendiri terutama bagi generasi milineal yang saat ini memasuki usia produktif. Namun, kebebasan finansial bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai jika sedini mungkin dibiasakan dan terus dilakukan meskipun terkadang di tengah jalan mengalami kegagalan. Dengan pola keuangan seperti ini, pekerja kelas menengah memiliki harapan untuk naik level kelas atas yang bahkan sebelum usia tua pun dapat mencapai kebebasan finansial.