Bisnis properti seperti manis gula yang ingin selalu didekati pebisnis lintas sektoral. Terbukti dengan banyaknya pebisnis yang awalnya bukan pebisnis properti sekarang menjadi pebisnis properti sukses dibanding pengusaha properti kawakan yang sudah dikenal di dunia properti.
Tentu mereka tidak asal memasuki dunia baru bahi mereka itu tanpa dibekali pemahaman apa yang mereka lakukan. Setidaknya ada beberapa hal yang harus dilakukan bagi yang ingin memasuki bisnis properti.
Ilmu Sebelum Action
Memahami ilmu sebenarnya tentang menjadi developer properti penting untuk didapatkan karena banyak hal yang harus diketahui dan dipelajari.
Dengan dibekali pengetahuan akan lebih mudah bagi untuk memulai. Belajar bisa dengan membaca buku-buku properti, bertanya kepada orang-orang yang lebih dulu menekuni bisnis properti.
Atau cara praktis adalah dengan mengikuti seminar atau workshop tentang menjadi developer properti. Jika dihitung biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti seminar atau workshop tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan benefit yang akan didapatkan dengan mengkuti seminar properti atau workshop developer properti tersebut.
Karena seorang pemateri workshop tentu sudah mengalami perjalan bisnis properti yang berliku. Ilmu-ilmunya adalah ilmu empiris dan praktis hasil bergelut langsung di lapangan.
Ekonomi Makro
Sektor properti dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi Nasional. Sektor properti dipengaruhi oleh tingkat inflasi atau pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi yang bagus menyebabkan daya beli masyarakat meningkat dan daya serap masyarakat terhadap produk properti juga meningkat.
Tak ketinggalan tingkat suku bunga bank sangat berpengaruh terhadap kemampuan beli masyarakat karena berhubungan dengan besarnya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), terutama terhadap perumahan kelas menengah ke bawah.
Lain halnya untuk perumahan subsidi, pemerintah memperhatikan secara langsung dengan membuat peraturan khusus untuk memudahkan masyarakat berpendapatan rendah memiliki rumah.
Selain itu nilai tukar Rupiah juga berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sektor properti. Intinya sebagai developer Anda harus terus memonitor perkembangan ekonomi makro Negara kita dalam bentuk tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, suku bunga bank, suku bunga Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah.
Ini akan berguna untuk menentukan exit plan jika terjadi krisis ekonomi dan moneter seperti pernah terjadi pada akhir dekade 90-an.
Terus Belajar dan Berproses
Dunia terus berputar, perkembangan ilmu dan strategi-strategi dalam menjalankan bisnis terus mengalami perubahan bahkan kemajuan, tak terkecuali di dunia properti utamanya sebagai developer properti.
Dulu, tidak ada yang berfikiran bahwa orang bisa menjual ratusan unit rumah atau apartemen terjual habis dalam satu hari. Tetapi saat ini itu sudah menjadi berita yang bukan bombastis lagi karena sudah sering terjadi.
Bahkan penjualan ratusan unit properti sold out hanya dalam hitungan jam. Bahkan ada konsumen yang mengaku sudah berjuang keras ingin membeli, antri, berebut tapi akhirnya tidak kebagian.
Tentu saja hal ini bisa dilakukan dengan belajar, belajar mempelajari produk yang dicari konsumen, belajar bagaimana menciptakan kondisi psikologis terdesak harus mengambil keputusan oleh konsumen saat itu juga, belajar mengaduk-aduk emosi konsumen agar merasa rugi besar kalau tidak membeli saat itu juga.
Intinya adalah teruslah belajar dan jangan pernah lelah untuk berproses.